Game Online Dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Mental Anak

kesehatan mental

Game Online Dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Mental Anak – Liburan sekolah seharusnya menjadi momen berharga bagi anak-anak untuk menikmati kebebasan dari rutinitas akademis dan menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga serta teman-teman. Namun, fenomena kecanduan game online di kalangan anak-anak semakin mengkhawatirkan.

Fenomena & Dampak Negatif Kecanduan Game Online Dapat Merusak Kesehatan Mental Anak

Menurut survei yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada tahun 2023, sekitar 35% anak-anak di Indonesia menghabiskan lebih dari lima jam sehari untuk bermain game online selama liburan sekolah, menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.

Penggunaan internet oleh anak-anak dan remaja meningkat hingga 70% selama pandemi, yang berlanjut hingga masa liburan. Fenomena ini tidak hanya terbatas di perkotaan tetapi juga merambah ke daerah pedesaan yang kini lebih terkoneksi. Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa sekitar 90% anak-anak di Indonesia memiliki akses ke internet, meningkatkan risiko kecanduan game online.

Kecanduan game online berdampak serius pada kesehatan mental anak-anak. Bahwa anak-anak yang kecanduan game online rentan mengalami gangguan tidur, peningkatan tingkat kecemasan, dan depresi. Karena telah banyak menemukan bahwa paparan konten kekerasan dalam game online dapat meningkatkan agresivitas pada anak-anak. Dampak negatif ini tidak bisa diabaikan, karena bisa menghambat perkembangan emosional dan sosial anak-anak dalam jangka panjang.

Tanda Seorang Anak Yang Sudah Kecanduan Game Online

Orang tua perlu mengenali tanda-tanda kecanduan game online pada anak-anak mereka. Beberapa tanda yang umum terlihat adalah perubahan pola tidur, penurunan minat pada aktivitas lain, performa akademis yang menurun, dan perilaku menarik diri dari interaksi sosial. Anak-anak yang kecanduan game online juga cenderung mudah marah dan frustrasi ketika mereka tidak dapat bermain.

Perubahan Pola Tidur

Anak-anak yang kecanduan game online sering kali mengalami perubahan pola tidur. Mereka mungkin tidur lebih larut atau bangun di tengah malam untuk bermain game. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tidur kurang dari delapan jam semalam cenderung mengalami masalah konsentrasi dan suasana hati yang buruk.

Penurunan Minat Pada Aktivitas Lain

Anak-anak yang kecanduan game online biasanya menunjukkan penurunan minat pada aktivitas lain yang sebelumnya mereka nikmati. Mereka lebih memilih bermain game daripada berpartisipasi dalam kegiatan fisik, sosial, atau akademis.

Performa Akademis Menurun

Kecanduan game online dapat menyebabkan penurunan performa akademis. Anak-anak mungkin menjadi kurang fokus pada tugas sekolah dan pekerjaan rumah karena lebih tertarik pada game. Sebuah studi dari American Academy of Pediatrics menunjukkan bahwa anak-anak yang kecanduan game online cenderung memiliki nilai akademis yang lebih rendah dibandingkan dengan teman-teman sebayanya yang tidak kecanduan.

Perilaku Menarik Diri Dari Interaksi Sosial

Anak-anak yang kecanduan game online sering kali menarik diri dari interaksi sosial. Mereka lebih memilih berinteraksi dengan teman-teman mereka di dunia maya daripada berinteraksi secara langsung. Ini dapat menyebabkan isolasi sosial dan kesulitan dalam membangun keterampilan sosial yang penting.

Reaksi Emosional Yang Kuat

Anak-anak yang kecanduan game online juga cenderung menunjukkan reaksi emosional yang kuat, seperti mudah marah dan frustrasi ketika tidak bisa bermain. Mereka mungkin menjadi agresif atau menunjukkan perilaku buruk lainnya. Hal itu dapat menunjukkan bahwa anak-anak yang kecanduan game online memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan masalah emosional dan perilaku.

Strategi Mengatasi Kecanduan Game Online

Mengatasi kecanduan game online membutuhkan pendekatan yang bijak dan strategis. Orang tua dapat mengambil beberapa langkah efektif berikut:

Mengatur Waktu Layar

Penting bagi orang tua untuk menetapkan batasan waktu layar yang ketat bagi anak-anak. Asosiasi Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan agar anak-anak tidak menghabiskan lebih dari dua jam sehari untuk aktivitas di depan layar, termasuk bermain game online. Menggunakan fitur parental control pada perangkat elektronik dapat membantu mengatur dan membatasi waktu bermain.

Mendorong Aktivitas Fisik

Liburan sekolah adalah waktu yang ideal untuk mendorong anak-anak melakukan aktivitas fisik. Ajak mereka berolahraga, bermain di luar, atau mengikuti kegiatan komunitas. Aktivitas fisik tidak hanya membantu mengurangi waktu di depan layar tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental mereka. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), anak-anak sebaiknya melakukan setidaknya satu jam aktivitas fisik setiap hari untuk menjaga kesehatan.

Menyediakan Alternatif Hiburan

Tawarkan berbagai alternatif hiburan yang menarik bagi anak-anak, seperti membaca buku, mengikuti kursus keterampilan, atau belajar musik. Kegiatan-kegiatan ini dapat mengalihkan perhatian anak dari game online dan memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan minat dan bakat baru.

Menjaga Komunikasi Yang Terbuka

Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sangat penting dalam mengatasi kecanduan game online. Ciptakan lingkungan yang mendukung di mana anak merasa nyaman berbicara tentang pengalaman dan perasaan mereka. Dengarkan kekhawatiran mereka dan berikan dukungan serta bimbingan yang diperlukan.

Membuat Jadwal Keluarga

Rencanakan aktivitas keluarga yang menyenangkan dan melibatkan seluruh anggota keluarga. Liburan sekolah bisa menjadi waktu yang tepat untuk melakukan perjalanan bersama, berkemah, atau berkumpul di rumah untuk bermain permainan tradisional. Aktivitas bersama keluarga dapat memperkuat ikatan emosional dan memberikan anak alternatif positif dari bermain game online.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top